Sinta menyatakan, salah satu temannya bahkan hampir terseret arus sungai yang deras, beruntung, ia dapa diselamatkan oleh teman pria lainnya.
“Jadi waktu melewati banjir itu, teman saya hampir terbawa arus, yaa tau lahh kondisi air kalau banjir itu gimana, beruntung dia cepat tertolong, karena dibantu oleh teman saya yang cowok,” cakapnya menceritakan.
Selain siswa-siswi menyeberangi sungai, para guru juga ikut menyeberangi sungai tersebut dan harus rela pakaiannya basah demi dapat mengajar di sekolah.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMK BPD Tomara Nurni Amir dikonfirmasi Mimbarmalutcom, Rabu (24/07/2024) mengatakan kondisi ini sudah di alami sejak lama namun belum ada solusi apapun dari pemerintah.
“Kalau hujan lebih dari seminggu otomatis siswa juga diliburkan dalam seminggu, sebab pihak sekolah tidak mau mengambil risiko terhadap anak didik,” ujarnya.
Ia juga mengatakan pada musim penghujan materi pelajaran untuk anak selalu mengalami keterlambatan, sebab banyaknya waktu libur lantaran para siswa dan guru tidak bisa menyebrangi sungai akibat terjadinya banjir.
“Untuk mengejar keterlambatan mata pelajaran pihak sekolah mengsiasati dengan belajar kelompok di rumah dan didampingi oleh guru,” jelasya.
Ia mengharapkan perhatian dari pemerintah untuk sesegera mungkin membangun jembatan, agar para siswa bisa ke sekolah tanpa harus menyebrangi kali.
***
Tinggalkan Balasan