Mimbarmalutcom – Salah satu Akademisi Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, Muamil Sunan menyebutkan investasi politik Tauhid Soleman saat ini sudah mulai renggang setelah dirinya berkonflik dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Muamil menurutkan, maksud dari perihal tersebut tak lain adalah Tauhid yang saat ini menjadi Calon Incumbent (Petahana) pada Pilwako Ternate di Noveber 2024 mendatang. Dimana kata Muamil, dukungan partai politik bukan menjadi jaminan kememangan setiap Bakal Calon akan tetapi srategi politik yang dimainkan.

“Jika tidak mampu membangun relasi politik sejak awal dengan berbagai organisasi maupun masyarakat selama berkuasa. Pastinya investasi politiknya sangat kecil,” cakap Muamil kepada Mimbarmalutcom.

Investasi politik menurut Muamil, merupakan faktor penting dalam mengatur strategi politik jika membangun relasi dan kepercayaan publik.

Ia melanjutkan, hal itu deperlukan karena jika sudah dilakukan maka tentunya akan memperoleh keuntungan dimasa depan, yakni perolehan suara dari masyarakat.

“Jika kita mengklaim bahwa incumbent masih sangat kuat, terus seberapa besar investasi politik yang sudah dibangun melalui relasi politik dengan berbagai organisasi maupun masyarakat dalam kebijakan-kebijakan pembangunan daerah yang tertuang dalam visi misi,” jelasnya.

Akademisi Unkhair ini menceritakan contoh-contoh yang terjadi dan fakta seperti di Kabupaten Halmahera Barat (Halbar) dan Kepulauan Sula (Kepsul) pada Pilkada beberapa tahun belakangan, ternyata petahana kalah telak dengan lawannya. Hal tersebut menjadi bukti, bahwa dukungan partai politik bukan jaminan sudah sangat kuat.

“Apalagi sebelumnya PKB yang pernah menjadi partai pendukung kemenangan Tauhid Soleman, namun terjadi konflik pada permulaan jalannya roda pemerintahan, maka pastinya memberikan dampak negatif bagi investasi politik saat ini,” timpalnya.

Muamil menegaskan, konflik internal partai bisa menurunkan dukungan pemilih karena elektabilitas partai pun ikut terbawa serta mengganggu konsistensi dan solidaritas partai.

Ghun Wahys
Editor
Fikram Sabar
Reporter