Mimbarmalutcom – Hasyim Abdulkarim, S.Pd. SH. atau biasa di sapa bang Cimot menyoroti sikap politik yang dinilai kurang etis karena tidak menggambarkan sebuah pendidikan politik yang baik dilakukan oleh salah satu akademisi IAIN Ternate.

Hal itu dikatakan Bang Cimot buntut dari pernyataan Direktur Bajo Institute, Fahrul Abd Muhid yang baru-baru ini secara terang-terangan meminta agar masyarakat Bajo pada umumnya dapat memenangkan salah satu kandidat Calon Bupati Halmahera Selatan.

Dikatakan, rasa keprihatinan ini karena ajakan seperti itu tidaklah etis, dikarenakan secara umum masyarakat Bajo memiliki irisan kekeluargaan dan kekerabatan pada semua Cakada.

Sehingga menurut Bang Cimot, mestinya sebagai akademisi dan juga sebagai mantan anggota Bawaslu Provinsi Maluku Utara, Fahrul melakukan pendidikan politik dengan mengajak kepada masyarakat secara umum dan kepada masyarakat Bajo secara khusus untuk menjatuhkan pilihan mereka dengan pertimbangan pada rekam jejak serta visi dan misi para kandidat kepala daerah.

“Selain itu bukan saja pada pelanggaran etis yang dilakukan oleh Fahrul, tetapi juga telah melakukan pelanggaran atas undang-undang tentang Netralitas ASN. Sebagai teman, saya meminta kepada Fahrul untuk lebih hati-hati lagi dalam membuat pernyataan atau ajakan yang merupakan tindakan politik praktis dan berakibat hukum,” timpal Bang Cimot dalam rilis yang diterima media ini. Jumat, (11/10/2024).

Ia menekankan, terkait dengan peristiwa mundurnya Rusihan dari anggota DPR terpilih dan digantikan oleh Muksin M. H. Saleh adalah hal yang biasa saja, bukan hal yang luar biasa seperti dikatakan Fahrul, karena hal seperti ini banyak dan selalu terjadi di republik ini.

Bang Cimot berujar, Kapasitas doktoral tapi tidak hati-hati dalam menilai sesuatu. Struktur logika berpikir yang rancu.

Ghun Wahys
Editor
Reporter