Mimbarmalutcom – Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Tekni Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (BEM FATEK-UMMU) melakukan demonstrasi dan boikot aktivitas kampus.
Demonstrasi dan pemboikotan aktivitas kampus tersebut, buntut dari persoalan birokrasi kampus yang dinilai tidak pro alias tidak memperhatikan kondisi ekonomi mahasiswa.
Ratusan mahasiswa Fakultas Teknik yang tergabung dalam BEM FATEK UMMU itu kemudian menggugat dalam aksi yang dilakukan atas dasar keprihatinan Mahasiswa terhadap kebijakan birokrasi kampus.
Sekedar diketahui, salah satu masalah yang dipersoalkan yaitu, naiknya biaya akademik di nilai tidak memperhatikan kondisi ekonomi yang terjadi pada mahasiswa dan pada masyarakat Maluku Utara pada umumnya.
Menteri gerakan aksi mahasiswa BEM FATEK UMMU selaku koordinator lapangan, Ronaldo Wasiley mengatakan bahwa pihak birokrasi kampus harusnya paham betul atas segala kondisi ekonomi dan latar belakang mahasiswa.
Seharusnya pihak birokrasi paham atas segala kondisi mahasiswa yang notabene orang tua sebagai petani, buru, nelayan, dan kaum miskin kota untuk bisa mengakses pendidikan yang selayaknya dalam konstitusi UUD 1945 pasal 31 ayat 1; tiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, menjunjung tinggi kedaulatan rakyat yang berbasis pada nilai-nilai pancasila.
“Sehingga banyak mahasiswa yang putus kuliah akibat TDK mampu membayar biaya kampus,” ungkap Ronaldo Wasiley dalam orasinya. Selasa, (12/11/2024).
Selain itu, Ronald juga menegaskan tidak hanya permasalahan biaya akademik, namun hasil kajian issue BEM FATEK-UMMU, terdapat juga persoalan yang mendasar adalah tidak adanya pengelolan keuangan dengan baik.
“Sehingga terjadinya kontradiksi antara kewajiban membayar biaya akademik dan hak untuk menikmati fasilitas kampus UMMU Ternate,” tegasnya.
“Mahasiswa hari ini telah melakukan kewajiban meraka untuk membayar uang akademik tapi lagi-lagi fasilitas yang mereka nikmati sangat memprihatinkan salah satu contohnya Wifi kampus yang tidak bisa di nikmati secara langsung oleh mahasiswa,” sambungnya.
Dikatakan, Ronaldo juga mengisahkan terkait dengan perpustakaan yang sudah di alih fungsikan menjadi ladang usaha dan fasilitas belajar mengajar yang sudah tidak layak.
“Perlu di evaluasi secara menyeluruh Maka saya perlu tekankan kepada Rektor UMMU untuk segera Mencopot ranita Rope selaku wakil rektor ll karna di nilai tidak mampu mengelola keuangan Ummu dengan baik,
Ungkap Ronaldo wasiley selaku Koordinator lapangan,” tandasnya.
“Sekian banyak Problem yang terjadi di birokrasi Universitas Muhammadiyah Maluku Utara membuat nasib banyak mahasiswa yang mungkin saja akan putus harapan,” tambahnya.
Di kesempatan yang sama, Presiden BEM FATEK UMMU, Yusril Muhlis juga mengatakan bahwa pihak birokrasi kampus tidak perlu menutup mata dan acu terhadap problem yang terjadi di universitas Muhammadiyah Maluku Utara.
Lebih lanjut kata dia, hari ini adalah langka awal pergerakan yang perlu ia sampaikan bahwa mungkin aksi mereka hari ini hanya menduduki dan memboikot rektorat.
“Selebihnya sebagai bentuk pukulan kepada birokrasi kemudian juga kami perlu ingatkan jika tuntutan kami tidak terpenuhi dalam kurun waktu 3-4 hari maka saya bisa pastikan pemboikotan seluruh birokrasi kampus akan kami lakukan,” tukasnya.
Berikut point tuntutan yang di layangkan oleh BEM FATEK UMMU dalam gerakan demonstrasi dan pemboikotan aktivitas kampus yaitu:
- Turunkan biaya sarana prasarana dari 9,7 JT ke harga awal 7,5 Jt
- Transparansi anggaran KKSD yang di salah gunakan oleh penyelenggara
- Turunkan biaya wisuda
- Desak Rektor untuk pembentukan BEM Universitas
- Tutup UMMU mart dan kembalikan perpustakaan
- Segera copot Ranita rope wakil rektor ll yang tidak becum mengelola keuangan di Ummu.
***
Tinggalkan Balasan