Mimbarmalut.com – PT Intim Mine Sentosa (IMS) salah satu perusahaan tambang nikel yang bakal beroperasi di wilayah Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan rupanya tidak melakukan sosialisasi terkait dengan aktifitasnya terhadap masyarakat.
Bahkan perusahaan tambang tersebut juga diduga main mata dengan Pemerintah Desa untuk melancarkan aktifitas operasi yang sampai sejauh ini tak kunjung dilakukan presentasi dan atau penuhi tuntutan masyarakat hingga kini masyarakat pun menghawatirkan dampak perusahaan tersebut terhadap lingkungan masyarakat sangat signifikan mengancam.
Sekedar diketahui, PT. IMS sendiri bakal beroperasi di Desa Bobo, Kecamatan Obi Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) Provinsi Maluku Utara.
Pasalnya, PT. IMS ini tampaknya tidak punya kepedulian terhadap masyarakat. Sebelum beroperasi, perusahaan tersebut enggan melakukan pertemuan terbuka dengan masyarakat sehingga aktifitas serta dampak dari operasi tambang nikel itu tidak ketahui pasti seperti apa oleh masyarakat yang berada di lingkaran perusahaan PT. IMS
Atas dasar itu, Ikatan Keluarga Bobo Marahai (IKBM) menyoroti terkait dengan kehadiran perusahan tambang PT. IMS yang nantinya akan beroperasi di Desa Bobo sampai saat ini tidak ada sosialisai terhadap masyarakat setempat.
Terkait dengan operasinya perusahaan tersebut, IKBM menduga Pemerintah Desa (Pemdes) Bobo sengaja bermain tangan secara diam-diam dan megabaikan permintaan masyarakat.
“Kami meminta kepada Pemerintah Desa (Pemdes) Bobo agar berkordinasi dengan BPD agar malakukan pertemuan dengan masyarakat setempat terkait dengan kehadiran perusahan PT. IMS yang telah melakukan Eksplorasi di Desa bobo,” ucap Ongki Salam, Ketua IKBM kepada Mimbarmalut.com pada Minggu, (15/12/2024).
Kehadiran perusahan tersebut lanjut Ongki, menimbulkan polemik di tegah-tengah masyarakat. Sebab kata dia, sebagian masyarakat tidak mengetahui aktifitas dan kehadiran serta dampak dari perusahaan tersebut seperti apa jika nanti beroperasi.
Ketua IKBM itu juga menegaskan bahwa Akibat dari ketidak tahuan masyarakat, disebabkan lantaran Pemerintah Desa Bobo yang tampaknya telah berkonspirasi dengan pihak PT. IMS sehingga tidak melakukan sosialisai atau komunikasi dengan masyarakat setempat.
Tinggalkan Balasan