Mimbarmalut.com – Aktivitas Gunung Ibu terus mengalami peningkatan signifikan. Dalam sepekan terakhir di bulan Janurari 2025, erupsi tercatat saat ini sudah terjadi berulang kali.

Namun, di tengah situasi darurat itu, jurnalis yang bertugas meliput di lokasi sering menghadapi kendala besar, yakni jaringan internet yang lambat dan tidak stabil.

Salah seorang Jurnalis contributor CNN Indonsia wilayah Maluku Utara yang pernah bertugas di sekitar lokasi mengungkapkan pengalamannya saat meliput erupsi pada 2024 lalu.

Menurut Rusdi, akses internet yang minim sering kali membuat proses pengiriman berita menjadi terhambat dan bukan hanya dirinya yang merasakan saat itu , melainkan banyak jurnalis TV maupun online juga merasakan hal yang sama.

“Setelah selesai liputan dan video sudah selesai diedit, kami kebingungan mencari jaringan untuk mengirimkan materi berita. Waktu itu, koneksi Wi-Fi di lokasi sangat lemot. Akhirnya, beberapa dari kami terpaksa kembali ke Jailolo untuk mendapatkan jaringan yang lebih baik. Perjalanan itu cukup melelahkan, tapi begitulah kondisi sebenarnya,” cakap Rusdi kepada Mimbarmalut.com, Rabu, ((15/01/2025).

Kendala seperti ini kata Rusdi, menjadi tantangan besar bagi jurnalis yang dituntut untuk menyampaikan informasi secara cepat dan akurat, terutama live Report di tengah bencana.

Menurutnya, memang di lokasi terdampak, jaringan komunikasi sering kali terganggu. Sementara kebutuhan akan informasi yang cepat menjadi krusial, baik bagi masyarakat maupun pihak berwenang.

“Jadi diperlukan langkah konkret untuk mengatasi hambatan ini, salah satunya dengan menyediakan perangkat komunikasi berbasis satelit ( starlink) atau memperkuat infrastruktur jaringan di kawasan rawan bencana,” pungkasnya.

Ia berharap kolaborasi antara pemerintah, penyedia layanan telekomunikasi, dan media dapat menjadi solusi agar tugas jurnalistik tetap berjalan dengan baik, meski dalam situasi darurat.

***

Fikram Sabar
Editor
Mimbar Malut
Reporter