Mimbarmalutcom – Proyek jembatan Desa Ngute-Ngute, Kecamatan Kayoa Selatan (Halsel), Provinsi Maluku Utara (Malut) yang menguras Dana Desa (DD) Tahun 2019 sebesar Rp 400.000.000 rupanya hanya menjadi pajangan atau buah tontonan masyarakat.

Pasalnya, pembangunan jembatan tersebut tak dapat diselesaikan lantaran keterbatasan anggaran menjadi hambatan sebagaimana pernyataan Kepala Desa Ngute-Ngute, Muin Abdurrahim pada salah satu Media online tahun kemarin.

Masalah tersebut kini mendapat sorotan dari berbagai pihak, salah satunya praktisi hukum Zulfikran Bailussy yang juga Ketua LBH Ansor Ternate.

Zulfikran bilng, jembatan sepanjang 200 meter yang digadang-gadang bakal menghubungkan kawasan penting di wilayah tersebut justru terbengkalai dan tak kunjung difungsikan.

“Berdasarkan hasil penelusuran media, jembatan itu kini mulai mengalami kerusakan sebelum sempat dimanfaatkan oleh masyarakat,” ucap Zulfikran Bailussy kepada mimbarmalutcom, Kamis (12/6/2025).

Ketua LBH Ansor Ternate, dalam keterangannya juga sangat menyayangkan lemahnya perencanaan dan pengawasan penggunaan Dana Desa oleh pemerintah desa setempat.

“Ini bentuk dari kelalaian dalam pengelolaan keuangan negara di tingkat desa. Alokasi Rp 400 juta dari Dana Desa seharusnya memberi manfaat langsung bagi masyarakat, bukan justru berakhir jadi infrastruktur mangkrak yang tidak bisa digunakan,” tegasnya.

Ia juga menyoroti desain konstruksi jembatan yang dianggap janggal karena dibangun dari sisi kepala jembatan menuju daratan, bukan sebaliknya. Alhasil, pembangunan hanya berhenti di tengah tanpa konektivitas yang jelas.

“Kita heran dengan pola pikir perencanaannya. Jembatan dibangun dari ujung laut menuju daratan dan berhenti di tengah, lalu air pasang ikut merendam bagian jembatan. Ini pemborosan yang seharusnya menjadi perhatian serius aparat penegak hukum,” tambahnya.

Fikram Sabar
Editor
Mimbar Malut
Reporter