Mimbarmalutcom – Zat Kimia Kromium-6 hasil dari Limbah aktivitas Perusahaan tambang nikel milik PT Harita Group yang beroperasi di wilayah Pulau Obi, Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara rupanya bisa menyebabkan kanker dan penyakit kulit dan lainnya.

Dikutip dalam laman resmi www.ewg.org, Kromium-6 adalah bentuk unsur kromium yang biasanya diproduksi melalui proses industri tetapi dapat terjadi secara alami. Kromium umumnya digunakan untuk pelapisan logam anti-korosi, pengawetan kayu, dan pewarnaan tekstil.

Kromium telah terdeteksi di air tanah akibat polusi industri-industri, dan dari stasiun kompresi gas alam yang menggunakannya sebagai agen anti-korosi dalam air pendingin.

Salah satu tokoh yang bernama Erin Brockovich menemukan Kromium heksavalen, atau kromium-6, adalah zat kimia penyebab kanker yang meracuni masyarakat Hinkley, California. Penemuannya kemudian terkenal karena di filmkan pada tahun 2000.

Di laman tersebut juga menyebutkan Risiko Kesehatan ketika terpapar zat berbahaya itu. Pada tahun 2008, Program Toksikologi Nasional, atau NTP, menemukan peningkatan yang signifikan pada tumor lambung dan usus pada tikus yang mengonsumsi kromium-6 dalam air minum. Pada tahun 2015, ilmuwan California, melaporkan peningkatan risiko kanker perut pada pekerja yang terpapar kromium-6.

EPA menyelesaikan rancangan penilaian kesehatan pada tahun 2010 dan menyimpulkan bahwa dosis kromium-6 yang relatif rendah dapat meningkatkan risiko kanker. Badan tersebut sedang dalam proses memperbarui penilaian ini. Paparan kronis terhadap kromium-6 dalam air minum juga dapat merusak hati dan sistem reproduksi, serta menurunkan berat badan dan menunda perkembangan kerangka keturunan hewan laboratorium yang terpapar bahan kimia tersebut.

Para ilmuwan telah mengidentifikasi bayi, anak-anak, dan orang yang mengonsumsi antasida, serta orang-orang dengan fungsi hati yang buruk, berada pada risiko lebih besar terhadap paparan kromium-6.

Selain itu, dikutip dalam laman resmi www.dinkes.gunungkidulkab.go.id menjelaskan terkait Kromium dalam lingkungan berasal dari tambang sebagai bijih kromit (FeCr2O4). Bijih kromium banyak ditambang seperti Afrika Selatan, Zimbabwe, Finlandia, India, Kazakihstan dan Filipina.

Meski demikian, PT Harita Group juga saat ini terlibat atau dalang dari mara bahaya tercemarnya Zat Kromium yang saat ini mulai mencemari Air Bersih masyarakat Desa Kawasi.

Fikram Sabar
Editor
Mimbar Malut
Reporter