Mimbarmalutcom – Polemik pembangunan jembatan Desa Ngute-Ngute, Kecamatan Kayoa Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) yang menghabiskan DD Rp 400 Juta kini menuai banyak sorotan dari berbagai kalangan.
Tak hanya praktisi hukum seperti yang diberitakan media ini sebelumnya, kini pembangunan tersebut kembali mendapatkan kritikan dari Mahasiswa yang juga selaku putra daerah desa setempat.
Ardiyanto Ajid, salah satu Mahasiswa Desa Ngute-Ngute kepada media ini menyampaikan bahwa rancangan pembangunan jembatan yang tidak dapat diselesaikan itu adalah bagian dari kelalaian dan kecerobohan pemimpin.
Menurut Ardiyanto, anggaran Rp 400 juta tidak cukup untuk dialokasikan ke pembangunan berupa jembatan. Alasannya kata Ardiyanto, pembangunan jembatan membutuhkan biaya yang cukup besar lantaran material dan lokasi pembangunan tersebut berada di atas perairan.
“Kalau rancangan awal sebelum dibangun kenapa tidak dikaji dulu. Sangat tidak logis, DD Rp 400 juta dihabiskan cuma-cuma,” ujarnya.
Lebih jauh, Ardiyanto menyebutkan pembangunan jembatan tersebut sudah rusak total sebelum difungsikan masyarakat. Belum lagi, sisa bangunan yang belum diselesaikan itu rencana dibangun di tahun ini.
“Bangunannya sudah rusak total, retak dan sebagian sudah hancur parah. Statemen Pak Kades di salah satu media dengan menerangkan bahwa sisa pembangunannya bakal diselesaikan di tahun ini. Ini bagian dari langkah cerobohnya Pak Kades, jika bangunan sebelumnya sudah rusak berarti harus dilakukan perbaikan rehabilitas, dan jika bersamaan dengan pekerjaan sisa pembangunan lanjutannya, berarti harus membutuhkan anggaran yang sangat banyak,” pungkasnya.
“Lalu apakah Pak Kades akan gunakan DD Desa Ngute-Ngute lagi? Berarti DD tahap ini sebagian besarnya dialihfungsikan ke pembangunan jembatan saja,” tambahnya.
Dikatakan, Kepala Desa Ngute-Ngute, Muin Abdurrahim tampaknya mempunyai ambisi yang besar tanpa melihat situasi masyarakatnya. DD ratusan juta rupiah ludes tak tersisa hanya menyisahkan sebauh pajangan dan atau bangunan yang sudah mulai rusak.
Tinggalkan Balasan